Senin, 07 Juli 2008

Pekerjaan Baru

Akhirnya!!!!
Proposalku untuk menjadi staff kurikulum di sebuah sekolah swasta diterima. Setelah negosiasi yang cukup lama dan penantian yang panjang, bulan ini saya akan memulai pekerjaan baru, karir baru dan tantangan baru.
Menyesuaikan sistem sekolah dengan tuntutan zaman, mengembangkan kualitas guru dan sekolah dan merancang pengembangan-pengembangan. Ini adalah hal yang rumit tapi sekaligus nikmat dan pada blog ini saya akan melaporkan perkembangannya secara berkala.
4 Proyek utama saya adalah ;
1. membuat web dan database siswa dan alumnus sekolah
2. merancang materi untuk persiapan UN 2009
3. training guru
4. memulai ekskul, rencana awal adalah basket, futsal, leadership, sains-matematika, koperasi dan paduan suara
saya sudah tidak sabar untuk segera menjalankan rencana-rencanaku...

Thought Busters

Thought Busters
by Dr. John C. Maxwell

The power of thought is indisputably great. For illustration, look at the life of Henry David Thoreau, a 19th-century Massachusetts philosopher.

In 1849, Thoreau, as a relatively unknown scholar, published his thoughts in a controversial essay about civil disobedience. The essay expressed his ideas about justice:

* Not all laws are just.
* A person should respect justice more than the law.
* Without resorting to violence, a person of conscience is justified to transgress the law to protest its injustice.

Thoreau's thoughts, as the basis for nonviolent resistance, would end up fueling two of the greatest social advancements of the 20th century - Ghandi's struggle to free India from Britain's colonial rule and the American Civil Rights Movement led by Martin Luther King, Jr.

THOUGHTS ABOUT THINKING

Thoughts never begin fully formed.

Have you ever looked through a microscope? At first glance, the image appears blurry and indistinct. However, after adjusting the lens, the image comes into focus, and you can see with remarkable clarity.

When thoughts enter my mind, they are hazy and disordered, much like the initial image seen through a microscope. I have to fine-tune my thoughts by dwelling upon them, and connecting them to other thoughts I've had. It takes awhile for me to wrestle with a thought before its merit becomes clear.

Thoughts take time to develop their potential.

I am not a naturally brilliant thinker. My mind doesn't overflow with out-of-the-box creativity. However, I do leverage experiences to stretch my thoughts. I have found that reflection turns my experience into insight. At the close of each day, I'll review important lessons I've learned. I'll mine failure until I've gained a nugget of wisdom, or I'll consider how the day's events validated or invalidated one of my ideas. Through time, evaluating my experiences helps my thoughts to expand and mature.

Thoughts take others to develop their potential.

Alone, my thoughts are shallow and unexceptional. However, I am able to polish and refine them through my interactions with other leaders. I enhance my own thinking by piggybacking on the wisdom of friend and colleagues. In conversations or observations of their behavior, I strengthen and confirm my own inklings about leadership and life.

Each of us is trapped inside our own perspective and limited by blind spots and prejudices. If we isolate ourselves, we diminish our minds, and our thoughts atrophy.

We are wise to seek out others to test our assumptions and sharpen our thinking.

Thoughts are very fragile in the beginning.

Gardeners know the delicate nature of a newly planted seedling. To survive, the plant must receive nourishment and be protected from harsh winds, weeds, or hungry animas. Until its roots take hold and its stem grows, the seedling is vulnerable.

Likewise, our thoughts are fragile at first. They are endangered by pessimism, busyness, insecurity, forgetfulness, and a host of other threats. In the words of Bob Biehl, "Ideas are like soap bubbles floating in the air close to jagged rocks on a windy day."

In order to grow, our thoughts need careful attention and cultivation.

THOUGHT BUSTERS

Thoughts only reach their potential in a healthy environment. During my time as a leader, I've encountered the following environmental hazards, or thought busters, which threaten to destroy good thinking.

Criticism

When leaders pay any cost to ward off criticism, they sacrifice their best thoughts. In the words of Elbert Hubbard, "If you have something others don't have, know something others don't know, or do something others aren't doing, then, rest assured, you will be criticized." In my opinion, thinking requires boldness, the courage to be second-guessed, and readiness to endure conflict.

Lack of personal commitment to thinking

Taking action is by no means a negative quality in a leader. However, when a leader is all action, it's only a matter of time until he or she falls behind, steers off course, and surrenders the reins of leadership. I like Gordon MacDonald's appeal to mental fitness:

"In our pressurized society, people who are out of shape mentally usually fall victim to ideas and systems that are destructive to the human spirit and to the human relationship. They are victimized because they have not taught themselves how to think, nor have they set themselves to the lifelong pursuit of growth of the mind. Not having the faculty of a strong mind, they grow dependent upon the thoughts and opinions of others."

As leaders, thinking keeps us in front. Before we shape the future, we must get our minds in shape.

Excuses

"I don't have enough time," has been my most common excuse to avoid thinking. However, blaming time constraints is not a legitimate excuse. After all, a great idea is one of the greatest commodities a person can own. Besides, by taking the time to think, we invent smarter ways to expend our energy and resources.

"I'm not creative," has been another excuse of mine. Of course, blaming my lack of creativity is actually a sorry excuse for being lazy. Thinking well isn't easy. It takes concentration, focus, and, most challenging of all, the discipline to stop moving for a few moments.

Leadership Wired, vol 11 issue 11, June 2008




"The only man who behaves sensibly is my tailor; he takes my measurements anew every time he sees me, while all the rest go on with their old measurements and expect me to fit them." ~ George Bernard Shaw

"True genius resides in the capacity for evaluation of uncertain, hazardous, and conflicting information." ~ Winston Churchill

"The most serious mistakes are not being made as a result of wrong answers. The truly dangerous thing is asking the wrong question." ~ Peter Drucker

"One of the great mistakes is to judge policies and programs by their intentions rather than their results" ~ Milton Friedman

Memulai Lagi

Setelah absen hampir sebulan, saya bertekad untuk mengisi blog ini setiap hari..
sepanjang akhir juni dan awal juli, saya sibuk dengan persiapan acara di Malino dan ada beberapa kerjaan yang menyita pikiran, hingga blog ini terpaksa bolong dalam waktu yang cukup lama....
Tapi mulai hari ini saya berjanji akan mengutamakan blog ini dan memberikan yang terbaik.
Memang sulit untuk mempertahankan kelangsungan suatu proyek secara terus menerus.... tapi mengingat tekad saya untuk menjadi orang yang konsisten, ya, saya harus berjuang!!!

Selasa, 17 Juni 2008

Malino dan Celebes

Malino adalah suatu daerah yang terletak sekitar 70 km dari kota Makassar. Terletak di daerah pegunungan, Malino menjadi daerah wisata yang ramai dikunjungi untuk berakhir pekan atau berlibur sebab daerahnya asri dan nyaman.
Hanya saja akhir-akhir ini Malino tidak menjadi tujuan utama orang-orang untuk berlibur sebab jalan Poros Malino -jalan utama yang digunakan untuk sampai ke Malino- berada dalam kondisi yang buruk. Banyak bagian jalan yang rusak dan berbatu-batu. Hal ini menghambat dan mengganggu perjalanan ke daerah Malino, sehingga orang-orang berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk pergi berwisata ke Malino .

Celebes adalah nama salah satu hotel yang terkemuka di Malino dengan fasilitas yang komplit dan daya tampung total maksimal 300 orang.
Hotel ini merupakan bagian dari jaringan hotel Celebes yang berpusat di kota Makassar.

Oh ya, Celebes adalah nama lain dari pulau Sulawesi

Peta dan Google Earth

Hari minggu kemarin, kami naik ke Malino. Ada dua agenda yang kami emban,
yang pertama adalah untuk menemukan jalan pintas dan jalan mulus untuk naik ke Malino, sebab jalan utama yang biasa dilalui sedang rusak berat dan sangat tidak nyaman untuk dilalui dan juga menyita banyak waktu,
yang kedua adalah untuk meninjau lokasi yang akan digunakan untuk acara retreat dan Jambore GKKA.

Perjalanan kami berjalan cukup menyenangkan, menegangkan dan menggetarkan. Menyenangkan karena kami berhasil mendapatkan jalan pintas untuk naik ke Malino, menegangkan karena jalan pintas itu kecil sehingga setiap kali kami berpapasan dengan truk, kami harus tegang menyaksikan aksi supir yang kebanyakan ngebut melewati mobil kami, padahal jalanan itu begitu kecil dan di bahu jalan sering kali tidak ada tempat untuk mobil menepi karena bahu jalan itu sudah tergerus sangat dalam akibat seringnya digunakan sebagai tempat menepi. Dan yang terakhir menggetarkan karena meski kami sudah berusaha mencari jalan pintas dan jalan yang mulus, tetap saja kami harus melalui jalan yang berbatu-batu, sehingga di dalam mobil kami mengalami getaran dan tergetar karenanya...

Sesampainya kami di Malino, pertama-tama kami langsung menuju ke Celebes untuk melihat lokasi untuk Jambore yang dijadwalkan akan berlangsung tgl 1 sampai 4 Juli 2008. Kami berkeliling dan meninjau dan secara keseluruhan kami cukup puas, kecuali satu hal yaitu tiadanya peta hotel, padahal Celebes adalah hotel yang struktur daerahnya cukup rumit, dan lagi Celebes adalah hotel yang cukup terkemuka. Peta yang kami dapatkan hanyalah kopian peta yang hanya berisikan nomor kamar dan buruknya adalah peta tersebut sudah tidak update lagi. Ada nama-nama kamar yang sudah berubah tetapi di peta yang diberikan pada kami belum terganti, hal ini cukup mengganggu dan mengesalkan.
Akhirnya kami harus tergesa-gesa menggambar denah hotel Celebes, yang sama sekali jauh dari indah dan jauh dari realitanya....

Setelah itu, kami melanjutkan peninjauan di Lembah Biru, tempatnya oke dan menarik, masalah terbesar dari Lembah Biru adalah jalan masuknya yang kecil dan masih berupa jalan tanah, sehingga perjalanan menjadi tidak nyaman.

Sehabis melakukan peninjauan, bernegosiasi tentang tempat dan mengisi perut di Riung Gunung, kamipun berangkat pulang dan saat itu waktu menunjukkan pukul 16.45.
Dalam perjalanan pulang, kami kembali menyusuri jalan pintas yang berhasil kami temukan tadi, untuk menguji apakah data yang kami buat dan catat sudah benar.
Dan kami sempat berputar-putar di daerah tersebut, untunglah kami segera menemukan jalan yang benar dan kami menyimpulkan bahwa untuk jalan pulang ada data yang harus kami sesuaikan supaya lain kali naik, kami tidak berputar-putar di daerah tersebut dan tidak lagi tersesat.

Dalam perjalanan pulang, saya merenung dan berpikir dan akhirnya saya memutuskan untuk terpaksa menggunakan "jurus terakhir" untuk menggambar peta jalan ke Malino dan peta lokasi Jambore, hotel Celebes.... Jurus itu adalah dengan menggunakan Google Earth. Sebenarnya saya malas menggunakan fasilitas ini karena menurutku, kita buang-buang pulsa -saya pakai starone untuk akses internet- tetapi apa boleh buat, ini adalah keadaan darurat.
Namun setelah menginstal dan menggunakan Google Earth, saya betul-betul harus mengacungkan jempol untuk penggagas dan pembuatnya... Sangat keren dan luar biasa. Seluruh peta yang saya butuhkan tersedia, bagian saya tinggal mengeditnya dan memberi nama -sebagian besar nama tempat dan daerah di Makassar masih belum ada atau masih salah dan malahan ada yang berbahasa Rusia....

Foto-foto dari Malino dan hasil pemotretan dari Google Earth menyusul, sebab proses upload foto-foto dari tadi terus menerus gagal....

Sabtu, 14 Juni 2008

Buku yang Bagus

Seharian ini aku berkeliling mall untuk mencari buku-buku baru untuk memuaskan pikiranku, meluaskan wawasanku dan menambah koleksiku. namun setelah berkeliling dan melihat-lihat, aku selalu merasa ada yang kurang dari buku-buku yang ada... ya, ada yang judulnya menarik, ada yang pengarangnya terkenal, ada yang covernya mengesankan tetapi aku tidak memilih buku-buku itu karena aku menyadari bahwa
1. kebanyakan buku menawarkan konsep yang sama tetapi diracik ulang, disusun ulang tetapi tidak ada tambahan sesuatu yang baru yang pas dengan kebutuhan pembaca. Buku itu hanya sekedar menawarkan konsep dan sulit untuk diaplikasikan.
2. Contoh-contoh yang ada dalam buku, kebanyakan terlalu umum, terlalu anonim, sehingga aku merasa bahwa contoh yang diberikan tidak real dan hanya karangan belaka.
3. Cerita atau ilustrasi yang diberikan tidak melekat di ingatan. Hanya bagian dari buku yang tidak memiliki jiwa
4. Wawasan yang ditawarkan sempit.
Hanya ada sedikit informasi berharga yang bisa diperoleh dari buku-buku dengan wawasan yang sempit.

dan aku memutuskan bahwa kalau aku mencari buku, aku akan mencari buku yang
1. menawarkan konsep dengan dilengkapi diagram atau gambar untuk membantu orang memahami konsep tersebut, bahkan kalau memungkinkan konsep tersebut dipelajari dengan memainkan game yang dirancang khusus.
2. Memberikan contoh yang spektakuler, yang hidup, yang nyata dan yang kemungkinan besar dikenali oleh pembaca.
3. Cerita yang melekat dan berjiwa, memiliki bagian yang membuat kita sedih, gembira, takut, tenang, bahagia, kecewa...
4. Wawasan luas, memberikan informasi yang banyak dan berharga.

Akhirnya aku teringat salah satu buku dalam daftar koleksiku, 50 Success Classics karya Tom Butler-Bowdown... lalu aku memutuskan untuk mencari serial bukunya yang lain yaitu, 50 Spiritual Classics dan 50 Self-Help Classics... buku ini memenuhi kategori nomor 2 dan 4, sehingga menurutku sangat layak untuk dikoleksi... Masalahnya adalah di semua toko buku yang kudatangi, buku-buku ini sudah habis.. dan aku menyesal karena dulu tidak segera mengoleksinya sehingga terpaksa untuk memiliki buku ini, aku harus mencarinya secara on-line atau menitip teman untuk membelinya....

Carilah dan bacalah buku yang bagus, sebab itu akan menjadi makanan yang sehat untuk pikiranmu.
Oh ya, mungkin bisa dimulai dengan 50 Success Classics, sebab di dalam sana terdapat rangkuman wawasan yang luas, contoh yang real dan informasi tambahan yang sangat membantu.

TB

“Some books are to be tasted; others swallowed; and some to be chewed and digested.”
Francis Bacon

“You know you've read a good book when you turn the last page and feel a little as if you have lost a friend.”
Paul Sweeney

Buku bagus sulit dicari, layak dikoleksi, wajib disebarkan dan mesti dibaca.

Buku yang bagus...
tidak ditulis untuk menghasilkan uang tetapi dengan sendirinya menghasilkan,
tidak dipakai untuk mendapatkan ketenaran tetapi dengan sendirnya didapatkan,
ditulis untuk membagikan dan memberikan sesuatu bagi sesama.
KW

Jumat, 13 Juni 2008

Moral of the Movie - MoM

Saya suka menonton film dan saya percaya bahwa menonton film adalah salah satu cara belajar yang baik. Kita diberi gambaran yang hidup tentang sesuatu hal, dan akan lebih mudah kita ingat dibandingkan berbaris-baris teks dan bermacam-macam ajaran yang kita dengarkan.

Setiap kali menonton film, saya bertanya-tanya, apa yang bisa saya pelajari dari film ini? nilai apa yang diberikan? bagaimana karakter tokohnya? bagaimana mereka mengatasi tantangan dan persoalan yang muncul? Hal ini membuat film menjadi bermanfaat lebih untuk ditontong, bukan hanya sekedar hiburan.

Ajakan saya adalah tontonlah film-film bermutu, carilah nilai-nilai, bagikan pada teman-teman dan praktekkanlah hal-hal baik yang kita dapatkan.
Buat dunia ini menjadi lebih baik dengan setiap tindakan kita, meskipun itu hanya sesuatu yang sederhana.

Kungfu Panda


Kungfu Panda
Tokoh utama : Po, Shifru, Tai Lung, lima pendekar sakti Tigress, Monkey, Viper, Mantis dan Crane dan master Oogway

Ini adalah salah satu film yang masuk dalam daftar wajib tonton saya di bioskop. Setelah menanti seminggu lebih, akhirnya Kungfu Panda masuk di Panakukkang 21 Makassar -telat 1 minggu dari jadwal edar di Amerika. Sebenarnya hari ini, saya lebih mengantisipasi pemutaran Incredible Hulk part-2, sebab di situsnya dikatakan bahwa tanggal edarnya adalah 13 Juni 2008 dan biasanya film Hollywood yang terkenal -ada superhero terkemuka, science fiction yang heboh atau film yang digarap oleh sutradara dan dibintangi aktor dan aktris yang lagi naik daun, seringkali diputar bersamaan dengan jadwal edar di Amerika dan kadang-kadang bahkan lebih duluan dari pemutaran di negara asalnya.

Kungfu Panda rilis Dreamworksnya SKG adalah film keluarga wajib tonton yang sarat dengan lelucon yang dengan cerdiknya disisipkan sepanjang film mulai dari awal hingga akhir. Ditambah dengan mimik muka tokoh-tokohnya, film ini membuat kita tertawa sampai puas.
Tetapi meskipun demikian, film ini mengingatkan kita tentang beberapa hal.
1. Obsesi yang dipaksakan bagi orang lain punya dampak buruk.
Shifu sang master, yang punya impian untuk menghasilkan pendekar-pendekar yang tangguh, tanpa sadar telah merusak murid-muridnya. Tai Lung, tokoh antagonis dalam film ini, adalah anak angkat sekaligus murid kesayangan Shifu, akibat obsesi gurunya yang berlebihan, dia menjadi tamak ilmu demi untuk memuaskan dirinya dan membanggakan gurunya. Tigress, salah satu dari lima jagoan didikan Shifu juga mengalami kepahitan karena hal ini, dia menjadi ngotot untuk membanggakan gurunya, memaksakan diri untuk menjadi pendekar pilihan dan sampai-sampai menjadi karakter yang dengan mudahnya meremehkan orang lain.

2. Hidup harus disikapi dengan ketenangan dan kesiapan.
Oogway sang mahaguru, mengajarkan kepada kita untuk tidak mengkhawatirkan hal-hal secara berlebihan,
untuk tidak memaksakan diri melakukan hal-hal yang berada di luar kendali kita, untuk mempercayai orang lain dan mempercayakan tugas pada orang lain dan untuk berpikir dengan jernih.
Beberapa kali dalam film, ada percakapan antara Oogway dan Shifu yang meski diselipi dengan adegan konyol tetapi sarat makna jika kita memikirkannya dalam-dalam.
Yang terbaik adalah ketika Oogway memberitahu Shifu bahwa ketakutan kita seringkali akan menjadi kenyataan dan memang karena ketakutan Shifulah maka dia mendatangkan masalah bagi dirinya sendiri.

3. Temukan yang terbaik pada orang lain dan bantu untuk mengeluarkan potensi itu.
Pertemuan pertama kali Shifu dengan Po, sang tokoh utama tidak berjalan mulus, sebab sang master telah memenuhi pikirannya tentang betapa luar biasanya murid-muridnya dan bahwa tidak ada yang dapat menandingi mereka yang telah dia gembleng dengan baik. Hal ini membuat Shifu memandang remeh orang lain dan mengukur kelemahan orang lain dengan kelebihan muridnya.
Hal ini terbukti merusak hubungan mereka dan tidak menghasilkan apa-apa bagi kedua belah pihak. Kekecewaan adalah hasil yang timbul ketika kita mengharapkan orang lain melakukan sesuatu seperti cara kita meskipun itu tidak sesuai dengan kemampuan alamiahnya.
Adalah konyol jika kita marah karena seseorang tidak mampu melakukan sesuatu yang tidak dapat dia lakukan dengan baik meskipun dia sudah berusaha melakukannya; dan adalah bijak jika kita mengerahkan daya kita untuk membantu seseorang mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

Tiba-tiba saya teringat dua ungkapan yang pernah saya dengar,

Let a pig and a boy have everything they want, and you'll get a good pig and a bad boy.
Jika kita tidak mendisiplin seseorang dengan baik, kita akan membantunya menjadi buruk

Never try to teach a pig to sing. It wastes your time, and it annoys the pig.
tetapi,
jika kita memaksakan seseorang untuk melakukan sesuatu yang sudah jelas di luar kemampuannya, kita hanya akan membuang waktu dan mengganggu dirinya.

Akhirnya sang master disadarkan dengan kepergian mahagurunya Oogway, dan karena janjinya pada gurunya dan kesadaran dirinya, Shifu bertekad untuk mengeluarkan kemampuan terbaik Po untuk menghadapi Tai Lung....
dan kelanjutan ceritanya dapat Anda saksikan pada film yang sedang diputar di teater 21 ini.
Selamat menyaksikan dan tertawalah sampai puas.

TB


Never try to teach a panda kungfu. Teach them eat on the hardway and he can be the master kungfu. :D

Jangan ukur orang dari penampilannya tapi ukurlah dari usahanya.
Jangan ajar orang hanya dengan cara yang paling kita sukai tetapi ajarlah dengan cara yang paling sesuai bagi mereka.
Kepercayaan adalah asal muasal segala sesuatu yang luar biasa.

pic source:
http://www.kinomax.fr/images/Arnaud/G-L/PosterKungFuPanda.jpg

Kamis, 12 Juni 2008

Akhir Hari

Lagi beberapa menit dan hari ini akan berlalu.
Saya berpikir bahwa alangkah begitu sulitnya melakukan suatu proyek pribadi yang baru dan belum jadi kebiasaan. Ada keengganan karena berpikir kurang jago untuk membuat posting yang menarik, ada penundaan karena menangani hal-hal lain yang lebih biasa dilakukan dan lebih menarik perhatian.
Tetapi syukurlah bahwa dengan sedikit memaksakan diri, maka di hari ke-2 ini, posting masih bisa tetap diluncurkan meski sudah mepet.
Met malam!

TB

LW-Vol 11, #10 May 2008-Charismatic Leadership

Charismatic Leadership
by Dr. John C. Maxwell

William Gladstone and Benjamin Disraeli were two of the fiercest political rivals of the 19th century. Their epic battles for control of the British Empire were marked by intense animosity that spilled over from the public arena into their personal lives. Ambitious, powerful, and politically astute, both men were spirited competitors and masterful politicians.

Though each man achieved impressive accomplishments for Britain, the quality that separated them as leaders was their approach to people. The difference is best illustrated by the account of a young woman who dined with the men on consecutive nights. When asked about her impression of the rival statesmen, she said, "When I left the dining room after sitting next to Mr. Gladstone, I thought he was the cleverest man in England. But after sitting next to Mr. Disraeli, I thought I was the cleverest woman in England."

What distinguished Disraeli from Gladstone was charisma. Disraeli possessed a personal charm sorely lacking in the leadership style of his rival. His personal appeal attracted friends and created favorable impressions among acquaintances. Throughout his career, Disraeli's charisma gave him an edge over Gladstone.

UNDERSTANDING CHARISMA

Of all leadership attributes, charisma is perhaps the least understood. At first glance, charisma appears to be an invisible energy or magnetism. There's no denying its presence, but it's hard to put a finger on its source. Some mistakenly believe charisma is a birth trait—embedded in certain personalities, but completely absent in others.

I believe charisma is both explainable and learnable. I also believe charisma helps to boost a leader's influence. That's why I included it in my book, The 21 Indispensable Qualities of a Leader. In this lesson, I'd like to examine the causes of charisma and teach you how to increase the charisma you display as a leader.

THE QUALITIES OF A CHARISMATIC LEADER

Charisma is defined as, "The ability to inspire enthusiasm, interest, or affection in others by means of personal charm or influence." Leaders who have this special ability share four things in common:

1) They Love Life

Leaders who attract a following are passionate about life. They are celebrators, not complainers. They're characterized by joy and warmth. They're energetic and radiant in an infectious way.

Look no further than the smile to illustrate the power of charisma. When people see a smile, they respond with a smile. If you're skeptical, try it. Smile at cashiers, waiters, co-workers, etc. You'll find your smile earns a reciprocate smile almost every time. We are hardwired to take on the energy of those around us. Leaders who love life have charisma because they fill the room with positive energy.

2) They Value the Potential in People

To become an attractive leader, expect the best from your people. I describe this behavior as "putting a 10 on everyone's head." Leaders see people, not as they are, but as they could be. From this vantage point, they help others to build a bridge from the present to a preferred future.

Benjamin Disraeli understood and practiced this concept, and it was one of the secrets to his charisma. He once said, "The greatest good you can do for another is not to share your riches but to reveal to him his own." When you invest in people and lift them toward their potential, they will love you for it.

3) They Give Hope

People have an inner longing to improve their future and their fortunes. Charismatic leaders connect with people by painting tomorrow brighter than today. To them, the future is full of amazing opportunities and unrealized dreams.

Napoleon Bonaparte once said, "Leaders are dealers in hope." They infuse optimism into the culture around them, and they boost morale. While attentive to the current reality, they do not resign themselves to present circumstance.

4) They Share Themselves

Leaders with charisma add value to people by sharing wisdom, resources, and even special occasions. They embrace the power of inclusion, inviting others to join them for learning experiences, brainstorming sessions, or simply a cup of coffee. Such leaders embrace team spirit and value togetherness. As a result, charismatic leaders are not lonely at the top.

When it comes to charisma, the bottom line is othermindedness. For leaders, the greatest satisfaction is found by serving. They find great pleasure celebrating the successes of those around them, and the victory they enjoy the most is a team triumph.

SUMMARY

In closing, charisma has substance. It's not manipulative energy or a magical gift endowed upon select personalities. Rather, it's an attractive blend of learnable qualities.

Furthermore, charisma compounds a leader's influence. Without it, leaders have trouble inspiring passion and energizing their teams. With it, leaders draw out the best in their people, give the best of themselves, and find the greatest fulfillment.


Some quotes about charisma -also from LW


"How can you have charisma? Be more concerned about making others feel good about themselves than you are making them feel good about you." ~ Dan Reiland

"There is no personal charm so great as the charm of a cheerful temperament." ~Henry Van Dyke

"Charisma is a sparkle in people that money can't buy. It's an invisible energy with visible effects." ~ Marianne Williamson

Leadership Wired

Ini hari saya akan mulai memasukkan artikel Leadership Wired-nya Maxwell ke dalam blog saya, pertama-tama akan saya post dalam edisi Inggris dan beberapa waktu kemudian saya akan memasukkan versi terjemahannya.
Ini adalah salah satu dari bidang yang saya minati dan saya pelajari.
Semoga bermanfaat !

Yang berminat untuk berlangganan LW ini, bisa klik pada link berikut :
http://www.injoy.com/Newsletters/Leadership/MILW_OptinFormCode.html

Rabu, 11 Juni 2008

Melatih Konsistensi Pribadi

Akhirnya saya memulai blog ini!!!
setelah lama menanti, lama menunda, lama membuat alasan, blog ini "lahir" ke dalam belantara jaringan.
Melihat banyak blog yang begitu keren, yang begitu menarik, interaktif, kreatif, informatif dan segala kelebihannya sempat membuat saya berpikir untuk tidak membuat blog ini.... rasanya malu hati dan kecil hati... tetapi mengingat janji dan tekad saya untuk setiap tahun memulai suatu proyek yang konsisten saya lakukan untuk setiap hari di sepanjang tahun ini, blog ini harus diluncurkan. Dan tepat satu tahun setelah proyek konsistensi saya yang pertama -kata-kata bijak dan motivasi setiap pagi lewat sms- akhirnya blog ini jalan.

Bagi rekan-rekan yang sempat membaca posting ini, tolong dikomentari, dan mulailah melatih konsistensi diri sendiri, sebab ketika kita melihat kembali ke belakang apa yang sudah kita alami dalam setahun, ternyata ada begitu banyak hal, ada begitu banyak kesempatan dan dengan melatih untuk hidup konsisten, kita dapat menikmati dan menjalani hidup ini pada tingkat yang terbaik...
kata-kata yang saya sukai untuk hal ini adalah
Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah kecil.

Jika rekan-rekan tertarik untuk melihat perkembangan proyek dan blog ini, mampirlah setiap hari, sebab setiap harinya saya akan berusaha untuk membagikan sesuatu yang saya peroleh dalam hidup keseharian.

TB

some quotes about consistency

Consistency is the bugbear that frightens little minds.
Ralph Waldo Emerson

Without consistency there is no moral strength.
Robert Owen

With consistency a great soul has simply nothing to do. . . . Speak what you think to-day in words as hard as cannon balls, and to-morrow speak what to-morrow thinks in hard words again, though it contradict everything you said to-day.
Ralph Waldo Emerson, Essays--Self-Reliance

A consistent man believes in destiny, a capricious man in chance.
Benjamin Disraeli

“The values of the Walt Disney company: The four C s: Curiosity, Confidence, Courage, Consistency, and the greatest of these is Confidence.”

Apa yang kita lakukan setiap hari secara teratur akan membentuk diri kita.
Perhatikanlah dengan bagaimana kita menjalani hidup ini, menggunakan waktu dan memilih prioritas.
Sekali setahun berpalinglah ke belakang, periksalah apa yang sudah dilakukan, apakah kita puas atau kita kecewa? semuanya adalah hasil dari pilihan dan keputusan kita sendiri
KW